Pages

flash vortex

Senin, 28 Februari 2011

Ramalan Tentang Sosok Imam Mahdi Penakluk Dajjal




Imam Mahdi as. Beliau adalah Muhammad bin Abdillah Al Alawi Al Fathimi Al Hasani gan. kalau beliau udah muncul berarti kiamat udah dekat banget gan. Beliau manusia biasa gan n agan2 sekalian gak akan tahu klo dia imam mahdi
tapi intingnya kita nisa tahi curu2nya gan Ciri-cirinya gan.
1. Seorang pemuda yung usianya hampir mencapai 40 tahun,
2. Warna kulitnya coklat,
3. Hidungnya mancung,
4. Dahinya lebar,
5. Berjenggot tebal,
6. Pada pipinya ada tahi lalat,
7. Postur tubuhnya tegap,
8. tidak terlalu gemuk,
9. Berbicaranya gagap jika ucapannya lambat ia memukul paha kirinya dengan tangan kanannya.sehingga ucapannya menjadi lancar.


tanda-tanda alam yang mengisyratkan kemunculannya gan
1. Gerhana matahari dan bulan pada bulan Ramadhan yang didiringi oleh suara keras di bumi dan adanya bintang berekor kemudian disusul oleh adanya huru-hara,
2. Kekacauan dan malapetaka dibulan Syawal,
3. Pertikaian dan konflik yang terjadi di bulan Dzulqa�dah disusul peristiwa perampokan dan pembantaian jamaah haji hingga darah menggenang di Jumratul Aqabah,
4. Dibulan Muharram dibaiatlah Imam Mahdi oleh sejumlah kaum muslimin.

Penaklukan dan ekspansi Imam Mahdi
Setelah proses pemba�iatan Imam Mahdi selesai maka mulailah dia melakukan penaklukan-penaklukan. Dengan izin Allah wilayah-wilayah yang akan dia taklukannya adalah:
1. Bani Kalb (pendukung Sufyani)
2. Jazirah Arab yang meliputi Saudi, Yaman, Uni Emirat Arab, Kuwait, Qatar, Oman dan seluruh kawasan Jazirah.
3. Persi/Iran (Syiah), kaum Syiah kecewa karena Imam Mahdi bukan berasal dari kalangan mereka. Mereka melawan Imam Mahdi namun belliau berhasil menghancurkan mereka.
4. Penaklukan Baitul Maqdis dan Palestina seluruhnya.
5. Malhamah kubra di Al Qur'an� maq dan Dabiq (Damaskus). Ini mereupakan pertempuran paling dahsyat yang terjadi antara pasukan Imam Mahdi dan pasukan Rum. Perang ini terjadi selama empat hari berturut-turut, sepertiga dari kaum muslimin lari dari pertempuran. Sepertiga lagi mati syahid dan sepertiga sisanya mendapat kemenangan.
6. Penaklukan China, Rusia dan India.
7. Penaklukan Konstantinopel (Turki sekuler), penaklukan ini tidak memakai senjata tetapi hanya menggunakan takbir dan tahlil.
8. Perang melawan Dajjal bersama tujuh puluh ribu Yahudi.
9. Penaklukan Roma seluruhnya.

Munculnya Imam Mahdi

Di antara tanda-tanda Kiamat kubro adalah datangnya al-Mahdi yang memegang kendali umat, memperbarui agama, memimpin dengan landasan Islam, menebarkan keadilan di antara manusia, tidak ada satu sunnah Islam kecuali dia menegakkannya, tidak ada bid’ah kecuali dia memberantasnya. Umat mengecap nikmat di bawah kepemimpinannya yang belum pernah didengar sebelumnya. Datangnya Mahdi menurut Ahlus Sunnah Wal Jamaah adalah kebenaran yang telah ditetapkan oleh dalil-dalil yang shahih.
Telah tertulis dalam sunnah yang shahih bahwa nama al-Mahdi dan bapaknya sesuai dengan nama Nabi saw dan bapaknya.
Dari Abdullah bin Mas’ud bahwa Rasulullah saw berkata, “Seandainya tidak tersisa dari dunia ini kecuali satu hari niscaya Allah akan memanjangkan hari itu sehingga Dia mengutus di hari itu seseorang dariku atau dari ahli baitku namanya sama dengan namaku, nama bapaknya sama dengan nama bapakku, dia memenuhi bumi….”
Dalam riwayat lain, “Dunia tidak akan berakhir sehingga orang-orang Arab dipimpin oleh seorang laki-laki dari ahli baitku namanya sesuai dengan namaku.” (HR. Abu Dawud no. 4282 dan at-Tirmidzi no. 2231 dan dia berkata, “Hasan shahih”. Dishahihkan oleh al-Albani dalam as-Silsilah ash-Shahihah no.1529). Jadi Mahdi adalah Muhammad bin Abdullah.
Nasabnya tidak diragukan dari ahli bait Rasulullah saw. Riwayat-riwayat yang berjumlah banyak menyatakan bahwa dia adalah keturunan Fatimah yang suci putri Nabi saw.
Dari Ummu Salamah berkata, saya mendengar Rasulullah saw bersabda, “Al-Mahdi dari keluargaku dari putra Fatimah.” (HR. Abu Dawud no. 4284 dan Ibnu Majah no.4135)
Dari Ali bin Abu Thalib berkata, Rasulullah saw telah bersabda, “Al-Mahdi dari kalangan kami ahli bait, Allah menjadikannya baik dalam satu malam.” (HR. Ahmad 1/84 dan Ibnu Majah no. 4136)
Dari sabda Nabi saw dalam riwayat-riwayat di atas tentang nasab al-Mahdi, “… Kemudian muncul seorang laki-laki dari keluargaku atau dari ahli baitku….”
Semua hadis-hadis ini menegaskan bahwa al-Mahdi berasal dari Nabi saw dari putra Fatimah Az-Zahra. Ini adalah keyakinan mayoritas umat, maka tidak boleh membuang hadits-hadits ini dengan mengambil hadits-hadits yang lemah dan palsu karena tujuan dan hawa nafsu tertentu.
Di antara sifat-sifat al-Mahdi yang tertulis di dalam sunnah adalah tipisnya rambut yang tumbuh di kedua sisi kepalanya karena setengah kepalanya botak. Di antara sifat-sifatnya adalah berhidung mancung, ujung hidungnya tipis, bagian tengahnya menonjol, seperti yang tertulis dalam hadis Abu Said al-Khudri berkata, saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda, “Al-Mahdi dari keluargaku, ubun-ubunnya tidak berambut, berhidung mancung, dia akan menyebarkan keadilan dan kebijaksanaan di seluruh penjuru bumi setelah sebelumnya diliputi oleh kedzaliman dan kerusakan, dan dia berkuasa selama 7 tahun.” (HR. Ahmad 3/17 dan Abu Dawud no. 4285, dishahihkan oleh al-Albani dalam takhrij al-Misykah no. 5454).
Di antara petunjuk tentang al-Mahdi adalah munculnya dia di zaman di mana kezhaliman dan penindasan merajalela, lalu dengan perintah Allah dia menegakkan keadilan dan kebenaran, melarang kedzaliman dan penindasan, dengannya Allah menegakkan panji kebaikan pada umat, di mana Allah menurunkan hujan dengan lebat tidak setetes pun yang disimpan, bumi menumbuhkan segala macam buah-buahan tanpa menyimpan satu pun, binatang ternak berkembang biak dengan cepat karena banyaknya makanan, dan harta kekayaan mengalir lalu dibagi-bagi secara sama rata di antara manusia.
Dari Abu Said Al-Khudri bahwasanya Rasulullah bersabda, “Al-Mahdi akan muncul di akhir umatku, Allah menurunkan hujan untuknya, bumi menumbuhkan pohon-pohonnya, harta kekayaan dibagi secara merata, binatang ternak berkembang pesat, umat menjadi besar. Dia hidup tujuh atau delapan.” (HR. al-Hakim 4/557-558, dia berkata, “Sanadnya shahih tetapi tidak diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.” Disetujui oleh adz-Dzahabi, hadits ini dishahihkan oleh al-Albani dalam as-Silsilah ash-Shahihah no. 711).
Tidak ada riwayat yang shahih dan jelas yang menunjukkan tempat kemunculannya atau zamannya. Akan tetapi para ulama menarik kesimpulan dari pengertian sebagian riwayat meskipun tidak seratus persen pasti.
Hafizh Ibnu Katsir dalam Al-Fitan Wal Malahim berkata, “Kemunculan al-Mahdi terjadi di akhir zaman, di negara-negara belahan timur, bukan dari Sirdab Samura’ seperti yang diklaim oleh orang-orang Syi’ah yang bodoh di mana al-Mahdi telah berada di sana saat ini, sementara mereka menunggu kemunculannya di akhir zaman. Keyakinan ini adalah kebodohan, bisikan dan tipu daya setan….”
Dalam buku yang sama Ibnu Katsir berkata, “Menurut saya kemunculan al-Mahdi mendahului turunnya Isa bin Maryam AS sebagaimana hadits-hadits menunjukkan hal itu.”
Di sini saya menyuguhkan kepada pembaca yang mulia sebagian riwayat yang yang menunjukkan secara tersirat tentang al-Mahdi.
Dari Jabir bin Abdullah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Akan selalu ada segolongan manusia dari umatku yang berperang di atas kebenaran, mereka memperoleh kemenangan sampai hari Kiamat. Lalu Isa turun, Amir kaum muslimin berkata, ‘Kemarilah, jadilah kamu sebagai imam shalat bagi kami.’ Dia menjawab, ‘Tidak. Sesungguhnya sebagian di antara kalian adalah pemimpin bagi sebagian yang lain dan hal itu adalah kehormatan dari Allah kepada umat ini’.” (HR. Muslim no. 156). Syaikh al-Albani dalam tahqiq shahih Muslim menyatakan bahwa imam atau amir ini adalah al-Mahdi.
Yang bisa dicermati dari riwayat ini tidak ditentukannya nama imam atau amir yang shalat sebagai imam sampai dengan datangnya Nabi Isa.
Akan tetapi terdapat riwayat yang disebutkan oleh Ibnul Qayyim dalam al-Manar al-Munif dengan lafazh, “Lalu amir mereka al-Mahdi berkata, ‘Kemarilah, shalatlah sebagai imam….” Kemudian Ibnul Qayyim berkata sesudahnya, “Riwayat ini sanadnya jayid (bagus).”
Dari Ummu Salamah berkata, Rasulullah saw berkata, “Seseorang berlindung kepada baitullah, lalu sebuah tentara dikirim kepadanya. Ketika mereka sampai di tanah yang lapang, mereka dibenamkan.” Ummu Salamah berkata, “Ya Rasulullah, bagaimana dengan orang yang terpaksa?” Nabi saw menjawab, “Dia dibenamkan bersama mereka tetapi dia dibangkitkan pada Hari Kiamat sesuai dengan niatnya.” (HR. Muslim no. 2882 dan at-Tirmidzi no 1272)
Dari Hafshah, bahwasanya Rasulullah saw bersabda, “Akan berlindung dengan rumah ini yakni Ka’bah suatu kaum, mereka tidak mempunyai perlindungan, tidak pula memiliki sekutu, dan tidak pula memiliki perlengkapan untuk membela diri, sebuah pasukan diutus kepada mereka, ketika pasukan ini sampai di tanah lapang mereka dibenamkan.” (HR. Muslim no. 2883 dan an-Nasa`i 5/207).
Kedua riwayat dari Ummul Mukminin ini mengandung isyarat yang jelas adanya seseorang yang berlindung kepada baitullah, dan bahwa dia dari Quraisy, dia didukung oleh pertolongan Allah dengan membenamkan musuhnya. Akan tetapi apakah dia adalah al-Mahdi yang namanya secara nyata disebutkan dalam hadits-hadits shahih di atas? Tidak ada dalil yang qath’i dalam hal ini, akan tetapi secara tersirat adalah dia. Wallahu a’lam.
Hadits-hadits yang shahih telah menyebutkan adanya seorang khalifah di mana kemakmuran mencapai puncaknya pada zamannya sehingga dia meraup harta kekayaan dengan kedua tangannya tanpa menghitungnya, dia membagikan harta itu tanpa perhitungan. Akan tetapi riwayat-riwayat itu tidak menyebutkan nama khalifah tersebut.
Dari Abu Said Al-Khudri bahwasanya Nabi saw bersabda, “Akan muncul di kalangan kalian seorang khalifah yang meraup harta kekayaan dengan kedua tangannya tanpa menghitungnya.” Dalam riwayat lain, “Memberikan harta kepada manusia tanpa perhitungan.” Dalam riwayat lain, “Akan muncul di akhir umatku seorang khalifah yang meraup harta kekayaan dengan kedua tangannya.” (HR. Muslim no. 2913).
Dari kumpulan riwayat di atas jelaslah bagi kita secara tersurat dan tersirat bahwa al-Mahdi adalah seorang yang shalih yang muncul dari arah timur, dia lari dari Madinah berlindung ke baitullah, lalu dia di baiat di Ka’bah yang mulia di antara rukun dan maqam, lalu satu pasukan diutus untuk membunuhnya, tetapi mereka dibenamkan, Allah memberikan pertolongan dan dukungan kepadanya dan dia berhukum kepada Islam. Dia menyebarluaskan keadilan di antara manusia, kemakmuran dan ketenteraman merata, dia bertemu dengan Nabi Isa, dia menjadi imam bagi umat dan Nabi Isa shalat di belakangnya, lalu dia membantunya membunuh Dajjal, dia hidup 7 atau 9 tahun.
Ada beberapa ulama dan imam yang telah menyatakan bahwa hadits-hadits tentang Mahdi mencapai tingkatan mutawatir secara maknawi. Kepada pembaca yang budiman saya nukilkan beberapa ucapan mereka agar jiwa kita semakin mantap terhadap pendapat kita.
Allamah Muhammad As-Sifarini dalam bukunya Al-Masihud Dajjal Wa Asrorus Saa’ah berkata, “Allamah Syaikh Mar’i di dalam bukunya Fawaidul Fikri menukil dari Abul Hasan Muhammad bin Al-Husain berkata, ‘Hadits-hadits dari Rasulullah saw tentang al-Mahdi dan bahwa dia dari ahli bait Nabi saw telah mencapai tingkatan mutawatir dan para perawinya terkumpul dalam jumlah yang banyak’.”
Dia juga berkata, “Riwayat-riwayat yang berjumlah banyak telah menyatakan kedatangannya sehingga riwayat-riwayat itu mencapai tingkatan mutawatir maknawi. Hal ini telah dikenal luas di kalangan Ahlus Sunnah sehingga ia termasuk salah satu keyakinan mereka.”
Dia juga berkata, “Terdapat riwayat-riwayat yang beragam dari para sahabat baik yang disebutkan namanya atau yang tidak disebut namanya begitu pula dari para tabiin sesudah mereka, di mana secara keseluruhan menunjukkan ilmu yang qath’i (pasti) maka iman kepada kedatangan al-Mahdi hukumnya wajib sebagaimana hal itu telah ditetapkan oleh para ulama dan tertulis dalam akidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Begitu pun di kalangan syi’ah, hanya saja al-Mahdi mereka adalah Muhammad bin Hasan Al-Askari.”
Syaikh Muhammad Al-Barzanji dalam bukunya Al-Isya’ah Li Asyrotis Saa’ah berkata, “Telah diketahui bahwa hadits-hadits tentang al-Mahdi, kemunculannya di akhir zaman dan bahwa dia dari keluarga Rasulullah saw dari keturunan Fatimah telah mencapai tingkatan mutawatir maknawi, maka tidak ada alasan untuk mengingkarinya.”
Allamah Muhammad Sidik Khalid bin Hasan Al-Qanuji dalam bukunya Al-Idza’ah Lima Kaana Wa Ma Yakunu Baina Yadayis Saa’ah berkata, “Hadits-hadits tentang al-Mahdi dengan riwayat-riwayat yang beragam sangatlah banyak mencapai derajat mutawatir maknawi. Hadits-hadits itu terdapat dalam buku-buku sunan, musnad-musnad, mu’jam-mu’jam dan lain-lainnya.”
Dalam buku yang sama, dia menukil ucapan Imam asy-Syaukani, “Hadits-hadits mutawatir yang menerangkan al-Mahdi yang ditunggu-tunggu yang bisa diketahui berjumlah 50 hadis. Di antaranya ada yang shahih, hasan, dhaif dan dhaif yang terkatrol. Semua hadits-hadits itu mutawatir tanpa keraguan dan tanpa kesamaran, bahkan untuk angka yang di bawahnya sudah cukup disebut mutawatir menurut istilah-istilah yang telah disepakati dalam ilmu ushulul hadits. Adapun atsar-atsar dari sahabat yang secara nyata menerangkan al-Mahdi maka jumlahnya banyak juga di mana atsar-atsar itu mempunyai hukum hadits marfu’ karena tidak ada peluang ijtihad dalam masalah seperti ini.”

Minggu, 27 Februari 2011

TAHUKAH KALIAN ... ?



Amal yg kali pertama dihisab ...

Amal yg kali pertama dihisab pada hari kiamat kelak adalah shalat. Nanti Allah akan berfirman kpd para malaikat,

" Periksalah shalat hamba-Ku. Cukup atao kurang ... Jika sudah cukup catatlah. Tetapi jika kirang, periksalah lagi apakah hamba-Ku itu mempunyai amal shalat sunah ... Jika mempunyai amal shalat sunah, kekurangan yg ada pada shalat fardhu-nya akan ditambal dgn shalat sunah-nya itu ". Setelah itu barulah amal-nya dihisab. ( HR. Abu Dawud )


SUBHANALLAH ... ALLAH MAHA LUAS ...
Orang yg shalatnya bolong masih diberi keringanan oleh Allah, lalu bagaimana dgn org yg tidak sholat ... NA'UDZUBILLAH ... moga kita smua mendapat hidayah dari-Nya end slalu dalam lindungan-Nya. Amin ...
Alquran telah membagi tiga tingkatan nafsu manusia:
1. Nafs Ammarah
Sumber pertama yang merupakan pangkal dan daripadanya tim¬bul semua keadaan thobi’i (Keadaan alamiah) manusia, Alquran Suci menamakan-nya nafs ammarah, seba¬gaimana dikatakan-Nya:
“…Sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kepada kejahatan..” (Q.S 12:53)
Yakni, adalah ciri khas nafs ammarah bahwa ia membawa manusia kepada keburukan yang bertentangan dengan kesempurnaannya serta bertolak belakang dari keadaan akhlaknya dan ia menginginkan manusia supaya berjalan pada jalan yang tidak baik dan buruk.

Ringkasnya, melangkahnya manusia ke arah pelanggaran dan keburuk¬an adalah suatu keadaan yang secara alami menguasai dirinya, sebelum ia mencapai keadaan akhlaki. Sebelum manusia melangkah dengan dinaungi oleh akal dan makrifat (pengetahuan), keadaan ini dinamai keadaan thobi’i (pembawaan alami). Bahkan seperti halnya hewan-hewan berkaki empat, di dalam kebiasaan mereka makan minum, tidur bangun, menunjukkan emosi dan naik darah, dan begitu juga kebiasaan kebiasaan lainnya, manusia ikut kepada dorongan thobi’inya. Dan manakala manusia tunduk kepada akal dan makrifat serta memperhatikan timbang rasa, maka saat itu keadaan ketiga tersebut tidak lagi dinamakan keadaan-keadaan thobi’i, melainkan saat itu keadaan-keadaan ini disebut keadaan-keadaan akhlaki, yang mengenainya akan diterangkan lebih lanjut.
2. Nafs Lawwamah
Keadaan kedua, yaitu Tingkatan akhlaki yang dalam Al-Qur’an dinamai nafs lawwamah. Sebagaimana firman Allah Ta’ala di dalam Alquran Suci:
“Dan aku bersumpah demi jiwa yang selalu menyesali dirinya sendiri. (Q.S 75:2)”
Yakni, nafs (jiwa) yang menyesali dirinya sendiri atas perbuatan buruk dan setiap pelanggarannya. Nafs lawwamah ini merupakan sumber kedua bagi keadaan keada¬an manusia yang daripadanya timbul keadaan akhlaki; dan sesampai¬nya ke martabat itu manusia terlepas dari keadaan yang menyerupai keadaan hewan hewan lainnya. Dinamai lawwamah karena dia mencela manusia atas keburukannya dan tidak senang kalau manusia bertingkah-laku sewenang-wenang dalam memenuhi keinginan-keinginan thobi’i-nya dan men¬jalani hidup seperti hewan-hewan berkaki empat. Bahkan ia menghendaki supaya manusia menghayati keadaan-keadaan yang baik serta memiliki budi pekerti luhur, dan dalam usaha memenuhi segala keperluan hidupnya manusia jangan sekali pun melakukan pelanggaran, dan ia menghendaki agar perasaan perasaan serta hasrat hasrat thobi’inya diberi penyaluran yang sesuai dengan pertimbangan akal. Jadi, karena dia menyesali tindakan yang buruk, maka ia dinamai nafs lawwamah, yaitu jiwa yang sangat menyesali.
Disisi lain, walaupun nafs lawwamah tidak menyukai dorongan-dorongan thobi’i, bahkan selalu menyesali dirinya sendiri, akan tetapi dalam melaksana¬kan kebaikan kebaikan ia belum dapat menguasai diri sepenuhnya. Kadang-kadang dorongan-dorongan thobi’i mengalahkannya, kemudian ia tergelincir dan jatuh. Bagaikan seorang anak kecil yang lemah, walau¬pun tidak mau jatuh, namun karena lemahnya ia jatuh juga, lalu ia menyesali diri sendiri atas kelemahannya. Ringkasnya, ini merupakan keadaan akhlaki bagi jiwa tatkala di dalam dirinya telah terhimpun akhlak fadhilah (budi pekerti luhur) dan dia sudah jera dari kedurhakaan, akan tetapi belum lagi dapat menguasai diri sepenuhnya.
3. Nafs Muthmainnah
Kemudian ada sumber ketiga yang boleh dikatakan sumber keadaan keadaan rohani. Alquran Suci menyebut sumber ini nafs muthmainnah, sebagaimana dikatakannya:
“Hai jiwa yang tenteram dan mendapat ketenteraman dari Tuhan! Kembalilah kepada Rabb mu! Kamu senang kepada Nya dan Dia senang kepadamu. Maka bergabunglah dengan hamba hamba Ku dan masuklah ke dalam surga Ku”. (Q.S. 89:27 30).
Inilah martabat dimana jiwa manusia memperoleh najah (keselamatan) dari segala kelemah¬an, lalu dipenuhi oleh kekuatan kekuatan rohaniah dan sedemikian rupa melekat jadi satu dengan Allah Ta’ala sehingga ia tidak dapat hidup tanpa Dia. Laksana air mengalir dari atas ke bawah yang karena banyaknya dan tiada sesuatu yang menghambat¬nya, maka air itu terjun dengan deras, begitu pula jiwa manusia tak henti hentinya mengalir terus dan menjurus ke arah Tuhan. Ke arah ini-lah Allah Ta’ala mengisyaratkan, “Hai jiwa yang mendapat ketenteraman dari Tu¬han! Kembalilah kepada-Nya!”
Jadi, inilah tiga keadaan yang dengan kata lain dapat disebut keadaan keadaan thobi’i, akhlaki, dan rohani.
Jika ada pertanyaan, apa pengaruh Alquran Suci terhadap keadaan-keadaan thobi’i manusia, dan bimbingan apakah yang diberi¬kannya dalam hal itu, serta secara amal, sampai batas manakah yang di¬perkenankannya?
Hendaklah diketahui bahwa menurut Alquran Suci keadaan-keadaan thobi’i manusia mempunyai hubungan yang erat sekali dengan keadaan-keadaan akhlaki serta rohaninya. Bahkan, cara manusia makan-minum pun mempengaruhi keadaan keadaan akhlaki dan rohani manusia. Jika keadaan-keadaan thobi’i dipergunakan sesuai dengan bimbingan-bimbingan syariat, maka sebagaimana benda apa pun yang jatuh ke dalam tambang garam akan berubah menjadi garam juga, seperti itu pula semua keadaan tersebut berubah menjadi nilai nilai akhlak dan memberi pengaruh yang mendalam sekali pada kerohanian. Oleh karena itu, Alquran Suci amat memperhati¬kan kebersihan jasmani, tata tertib jasmani, dan keseimbangan jasmani dalam usahanya mencapai tujuan segala ibadah, kesucian batin, ke¬khusyukan, dan kerendahan hati.
Jika kita merenungkan Firman suci Allah ta’ala dan memperhatikan maka di dalam ajarannya terkandung kaidah-kaidah guna perbaikan pada keadaan thobi’i (alamiah), lalu secara perlahan mengangkatnya keatas dan mengantarkannya sampai ke derajat tertinggi kerohanian.
Pertama, Allah berkehendak melepaskan manusia dari cara-cara hewani dengan mengajarkan kepadanya: cara duduk, bangun, makan-minum, bercakap‑cakap dan segala macam tata-cara hidup bermasyarakat. Dan dengan menganugerahkan perbedaan nyata dari kesamaan terhadap hewan, Dia mengajarkan suatu derajat dasar keadaan akhlaki yang dapat dinamakan adab dan tata krama. Kedua, Lalu Dia memberikan keseimbangan pada kebiasaan-kebiasaan alami manusia yang dengan kata lain dapat disebut akhlaq razilah (akhlak rendah), sehingga dengan mencapai keseimbangan itu, ia dapat masuk ke dalam warna akhlaq fadhilah (akhlak tinggi). Akan tetapi, kedua langkah ini, pada hakikatnya sama, sebab bertalian dengan perbaikan keadaan‑keadaan thobi’i. Hanya perbedaan tinggi‑rendah sajalah yang menjadikannya dua macam. Dan Sang Maha Bijaksana telah mengemukakan tatanan akhlak dengan cara demikian sehingga melaluinya manusia dapat maju dari akhlak rendah mencapai akhlak tinggi. Ketiga, Dan selanjutnya Dia telah menetapkan tingkat kemajuan ketiga, yakni manusia tenggelam dalam kecintaan dan keridho­an Sang Maha Pencipta‑nya Yang Hakiki, serta segenap wujud­nya menjadi milik Allah. Inilah suatu tingkat yang untuk mengingatkannya, maka agama orang-orang Muslim telah diberi nama Islam. Sebab, yang disebut Islam ialah penyerahan diri secara sempurna kepada Tuhan dan tidak menyisih­kan sesuatu bagi dirinya sendiri. (lih. Qs. 2: 112, 6:162-164, 3:31)
Menurut Alquran suci, keadaan thobi’i (alami) manusia yang bersumber dan berpangkal dari nafs ammarah itu bukanlah sesuatu yang terpisah dari keadaan‑keadaan akhlaki. Keadaan-keadaan alami itu apabila dikendalikan oleh kemauan tertentu serta menggunakan pertimbangan akal menyesuaikan dengan situasi dan kondisi, maka keadaan-keadaan alami itu akan berubah coraknya menjadi nilai akhlak. Begitu pula keadaan-keadaan akhlaki bukanlah sesuatu yang terpisah dari keadaan-keadaan rohani. Melainkan keadaan-keadaan akhlaki itulah yang dengan menghilangkan diri sepenuhnya dalam wujud Allah serta membersihkan diri serta memutuskan segala hubungan hanya untuk Allah – akan mengambil corak kerohanian.
Jadi selama selama keadaan alamiah kita tidak beralih kepada warna akhlak selama itu manusia tidak layak mendapat pujian, sebab keadaan alami juga terdapat pada hewan-hewan bahkan tumbuhan.  Begitu pula dengan hanya memiliki sifat akhlak saja manusia tidak akan dapat menghayati kehidupan rohani. Sebab keadaan itu juga dimiliki oleh orang-orang yang tidak mengenal Tuhan sekalipun, yang  juga memperlihatkan budipekerti yang baik. Orang yang jahat bahkan binatang sekalipun memiliki juga sifat-sifat semacam itu. Sebagian kita dapati ada sebagian orang karena dasar kasih sayang dan kesantunan tidak tega membunuh binatang, tidak mau makan atau memakai sesuatu yang darinya telah mengorbankan nyawa binatang.
Kita mengakui semua hal itu, akan tetapi kita tidak sekali-kali dapat mengakui bahwa semua keadaan alami itu dapat disebut akhlak, atau hanya dengan cara-cara itu sendiri dapat membersihkan kotoran-kotoran batin yang merintangi jalan untuk berjuma dengan zat Allah Ta’ala. Atau keadaan itu dapat menjadi sarana untuk mencapai derajat perikemanusiaan yang tinggi, sebab sikap dan keadaan serupa itu dimiliki oleh binatang berkaki empat yang bahkan sedikit lebih maju tingkatannya.
Tingkat kerohanian itu sebenarnya diperoleh melalui penggunaan setiap kodrat menurut keadaan serta kesempatan pada tempatnya, dan dengan melangkah dengan setia pada jalan Allah dan menyerahkan diri kepada kehendak-Nya. Adapun tanda orang yang menyerahkan diri kepada Tuhan itu ialah, ia tidak dapat menjalani hidup tanpa Dia. Seorang arif adalah ibarat seekor ikan yang disembelih dengan tangan Tuhan; seekor ikan yang hidup di perairan cinta Ilahi.

Macam-Macam Nafsu


Nafsu membawa pengertian kepada apa sahaja tabiat-tabiat atau kelakuanyang membabitkan perasaan marah, nafsu berahi dan syahwat dan semuasifat-sifat yang keji. Tetapi apabila nafsu -nafsu ini diasah denganibadah seperti zikir, maka dapatlah nafsu-nafsu ini berubah dari yangkeji menjadi nafsu yang terpuji.

Adapun martabat-martabat nafsu itu terbahagi kepada 7 martabat.

1. Ahli Nafsu Amarah.
-suka melakukan perbuatan yang keji dan hina dan tidak pernahterasa menyesal akan perbuatanya. Contohnya, dia tidak akan berasakesal dan sedih bila meninggalkan solat. Inilah sehina-hina martabatnafsu dan tempatnya ialah neraka jahannam. Antara sifat orang yangmemiliki nafsu ini ialah bakhil, sukakan dunia, panjang angan-angan,sombong dan bongkak, hasad dengki, inginkan keagungan, dendam, khianat,lalai kepada Allah dan lain-lain lagi.

2. Ahli Nafsu Lawamah.
-ahli nafsu ini suka mengkritik diri sendiri atau mencela dirisendiri apabila melakukan kesalahan atau dosa. Nafsu ini lebih elokdari nafsu amarah tadi. Dia akan mencela diri sendiri kerana berbuatdosa dan salah. Namun nafsu ini tidak dijamin syurganya. Antarasifat-sifat nafsu ini ialah mencela diri sendiri, terdapat perasaankecut hati bila melakukan kesalahan, ria', sifat-sifat keaipan hati,suka mendapat pijian, menyangkakan dirinya lebih baik dan bertabiatberfikir(bertafakur).

3. Ahli Nafsu Mulhimah.
-tatkala nafsu amarah dan lawamah tadi dapat dileburkan, makaberpindah pula kepada nafsu yang lebih tinggi dipanggil mulhimah. Dimana terkikis segala prasangka kotor yang datang dari syaitan dandiganti dengan malaikat atau Allah iaitu "ilham". Antara sifat nafsuini ialah tidak sayangkan harta, berilmu laduni, sentiasa berasa cukup,timbul perasaan merendah diri pada Allah, taubat yang benar, sabar yanghakki, tahan menanggung kesusahan dan macm2 lagi sifat terpuji. NAmunbegitu, peringkat nafsu ini masih belum dijamin syurganya kerana iamasih berada diawangan yang mana boleh berubah bila-bila masa sahaja.Jika tidak diasah dengan betul, ia akan lenyap kembali.

4. Ahli Nafsu Mutmainnah.
-ahli nafsu ini adalah terpuji dan termasuk dikalangan wali kecil.Ahli nafsu ini dijamin syurganya. Biasanya ahli-ahli ini mempunyaikeramat kecil seperti mengetahui hal-hal loh mahfuz dan mendapat ilmusecara ilham dari Allah. DAn tidak semestinya keramhnya dapat dilihatdengan zahir. DAn ahli nafsu ini doanya bersih dan makbul. Antara sifatahli nafsu ini ialah, bermurah hati,tawakal yang benar, kuat beribadat,arif dan bijaksana, syukur yang benar, redha, taqwa, dan lain2 lagisfat terpuji.

5. Ahli Nafsu Radiah.
-ahli ini memang dah ternyata menjadi wali Allah yang mulia. Ahlinafsu ini bertabiat luar biasa. Ia tidak takut akan bala Allah. Iatidak memikirkan dosa dan pahala melaikan keredhaan Allah sahaja yangdinginkan. Duka dan gembira sama bagi mereka. Apa yang mereka katakandianggap keramah. Seperti halnya Syeikh Abdul Qadir Jailani dmanatatkala setelah habis makn, dia menyeru kembali kepada segala tulang2ikan yang dimakannya agar hidup kembali. Maka ianya hidup kembali.Begitulah keramahnya ahli nafsu ini.

6. Ahli Nafsu Mardiah.
-Ahli nafsu ini segala percakapan dan bicara mereka diredhai Allah.Jadi segala penumbuk mereka, airliur mereka, penglihatan mereka,pendengaran mereka, pergerakkan mereka, dan seterusnya diredhai Allah.Seperti halnya Junaid, syekh Abdul Qadir Jailani dan ramai lagi.

7. Ahli Nafsu Kamil.
-makam nafsu yang tertinggi sekali. Mereka ini hidupnya didunia inidengan jasadnya bergaul dengan orang ramai, namun jiwa, ruh danbatinnya tetap dengan Allah semata2. Mereka ini sentiasa berada didalam fana kepada Allah. Makam ini dipunyai oleh wali2 besar, para2nabi dan rasul.

Maka, mungkin mustahil untuk kita menjangkau ketaraf nafsumardiah, radiah dan kamil. Tetapi masih ada peluang untukmengusahakannya. Namun begitu, menurut guru saya, cukuplah sekadar kitamencapai makam nafsu Mutmainnah jika nafsu yang tiga ini terasa beratuntuk mencapainya. Kerana nafsu mutmainnah adlah selemah-lemah nafsuyang terpuji tetapi dijamin syurganya berbanding lawamah, amarah danmulhimah yang tidak dijamin syurganya.

Wallahu A'lam.

Sabtu, 26 Februari 2011

10 Hidung Paling Terkenal DI Dunia

Ternyata sepanjang sejarah manusia, ada beberapa hidung yang menjadi pusat perhatian lebih. Dibawah ini adalah 10 orang terkenal yangmemiliki hidung yang unik dan mendapat perhatian lebih:

1. Rudolf I Of Hasburg (Raja Jerman dan Kaisar Roma, 1218-1291)

Menurut salah satu ahli anatomi sejarah, Rudolf I memiliki “hidung yang sedemikian besarnya, sehingga tidak ada artis yang bisa menggambarkannya dengan ukuran yang pas dan sebenarnya” Oleh karena itu fotonya kita dapat dari patungnya…

2. Michelangelo (Seniman Itali, 1475-1564)

Hidungnya begitu parahnya sampai menempel di wajahnya, sampai salah satu ahli sejarah mengatakan bahwa,” dahinya bahkan hampir lebih maju daripada hidungnya.” Di masa mudanya, Michaelangelo menggoda pelukis Pietro Torrigiano pada saat Pietro sedang belajar senidi salah satu gereja. Pietro marah dan akhirnya menghadapi Michaelangelo dan dalam kata Pietro digambarkan bahwa “memukul hidung Michaelangelo sehingga saya merasa bahwa hidung dan tulang lunaknya remuk dibawah kepalan saya seperti remuknya wafer kering. Jadi seumur hidup dia akan mendapat tanda dari saya.”

3. Matthew Parker (Pendeta dari Inggris, 1504-1575)

Namanya tercatat sebagai “Nosey” Parker, orang yang suka mengendus mengenai kehidupan orang lain. Parker adalah Uskup di Canterbury pada saat Ratu Elizabeth I memerintah. Walaupun ia tampak pemalu dan sederhana, ia sangat ribeut jika berurusan dengan masalah gereja, dan musuhnya menjulukinya “Nosey” parker..

4. TYCHO BRAHE (Ahli Astronomi Denmark, 1546-1601)

Pada saat ia berkelahi dengan pedang, ujung hidungnya terpotong, dan ia menggantikannya dengan emas

5. Cyrano De Bergerac (Novelis dan Penulis Puisi Prancis, 1619-1655)

Ia orang yang benar-benar hidup, bukan sekedar tokoh rekaan dalam dunia sandiwara atau teater. Diberitakan ia telah melalui lebih dair 1.000 duel hanya karena orang menghina hidungnya yang luar biasa ukurannya.

6. Thomas Wedder (Salah Satu dari sekian Freak Show di Inggris, 1700-an)

Ia memiliki hidung terpanjang yang pernah dikenal dalam sejarah. Panjangnya sampai 7,5 inci (sekitar 12 cm). Ia ikut dalam pertunjukkan disekeliling Inggris, dan ia dikenal memiliki keterbelakangan mental. Foto ini adalah patung lilin yang dibuat untuk mengenangnya.

7. JOSEF MYSLIVECEK (Komposer dari Chech, 1737-1781)

Dijuluki “Sang Bohemian”, opera buatannya yang terkenal antara lain adalah Armida dan Il Bellerofonte, dan juga terkenal karena tidak memliki hidung. Pada 1777, ia menderita penyakit dan datang ke dokter murahan yang mengatakan bahwa satu-satunya cara agar penyakitnya bisa sembuh adalah dengan membuangnya. Jadi ia mengikutinya. Di foto tampak hidungnya masih terpasang sih…

8. Kate Elder, alias Fisher (Pemilik Rumah Bordil di Amerika, 1870-an)

Di Wild West, ia terkenal sebagai “Big Nose” Kate, Kate “Hidung Besar.” Hidungnya adalah varietas yang bundar dan besar. Ia menjalankan rumah bordil dengan reputasi buruk di Dodge City, Kansas.

9. Jimmy "Schnozzola" Durante (Pelawak Serba Bisa dari American, 1893-an)

Ia menggunakan ukuran “barang”nya yang luar biasa untuk menjadi perhatian di semua bisnis pertunjukan baik di panggung, layar lebar maupun televisi. Benar-benar orang yang mampu memanfaatkan kelebihannya..

10. Albert Weber (Analis organoleptik dari Amerika, 1905-an)

Satu2nya yang fotonya tidak berhasil ane temukan. Omong-omong, organoleptik itu apa? Organoleptik adalah cara mengidentifikasi barang dari baunya, jadi hidungnya adalah sumber penghasilannya, mirip seperti Jimmy Durante. Albert bekerja bagi FDA (Badan POM Amerika) dan sudah 30 tahun berada di posisinya, bahkan ia memiliki 12 murid yang belajar dibawahnya untuk mengidentifikasi barang busuk hanya dengan membaunya.
Senyum adalah Ibadah
Kata senyum adalah kata yang indah dan menarik hati, menyenangkan, dan menggembirakan. Bagaimana seorang muslim tidak tersenyum sementar aida telah meridhoi Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad Saw. Adalah nabinya? Bagaimana ia tidak tersenyum sementara baginya telah ditumbuhkan taman-taman yang menyenangkan, dan kebun yang hijau, yang padanya terdapat pohon-pohon yang indah menyegarkan, dan tetumbuhan yang penuh keindahan. Bagaimana ia tidka tersenyum sementara Allah telah mengadakan baginya bintang-bintang yang terang, lautan yang luas, tanah yang berkelok-kelok, dan planet-planet yang berputar di porosnya?
Bagaimana ia tidak tersenyum, sementara burung-burung bernyanyi, merpati berdendang, matahari bersinar, bulan bercahaya indah, pagi hari yang datang dalam terang cahaya, dan hujan yang datang dibalik awan di langit? Bagaimana ia tidka tersenyum, sementara angina sepoi bertiup, daun-daun gemerisik, burung kenari bersiul, aroma indah bertiup, air jatuh di antara bebatuan mendendangkan lagu cinta, dan menceritakan pagar keindahan?
By Dr. AIDH AL – QARNI

Foto Avril Lavigne














AVRIL LAVIGNE NANGIS.............!!!! 


Versi Indonesia

Hmmmmm.....

Gk tau lagi mau ngomong apa...Bulu kuduk Gw ampe berdiri ngelihat Avril

You know what
???

Dalam konser ini, avril yang lagi mengalami kedukaan karna kakeknya meninggal tak sanggup lagi menahan air matanya.
Pada hari itu orang yang paling dia sayangi lebih dari teman - teman dekatnya meninggal...

Ughhhhh " This song is so sad but i love it "

ENGLISH VERSION

In this concert, the more experienced avril dolor because Her grandfather died no longer hold water eyes.
On the day that most people who care about him more than friends - close friend died ...

Ughhhhh " This song is so sad but i love it "

Avril mengumumkan proyek terbaru





avril says
"Hi everyone!
I'm traveling to London next week where I'm about to announce my latest project .......... my very first fragrance! :)

I'm really excited and can't wait to share it with you. It will be available across Europe this summer, and soon in the US and Canada.

It has been a pretty cool experience. It's so me in a bottle....hahaha! I love the packaging. I wanted to let you guys know the name first ... so.....(drum roll please).......hahah..... The name is "Black Star"!

And I can't wait to share it with you! More to come very soon...

Avril Lavigne Kecanduan “Eyeliner” Hitam

http://www.seputarkita.info/wp-content/uploads/2010/08/avril-lavigne.jpg

LOS ANGELES, seputarkita.info — Vokalis dan pencipta lagu Avril Lavigne terobsesi dengan eyeliner hitam dan mengaku bahwa ia tak bisa hidup tanpa produk kosmetik itu. Lavigne memakai eyeliner setiap hari dan akan merasa bagai telanjang kalau tak memakainya. “Saya paling bergantung kepada eyeliner hitam. Ini sudah menjadi obsesi saya bertahun-tahun,” ucap penyanyi lagu “Girlfriend” ini.
Lavigne juga mengaku bahwa gaya penampilannya telah berubah sejak ia pertama kali menjadi sorotan dalam industri musik delapan tahun lalu. Namun, sambungnya, ia tak menyesal dengan gaya pilihannya—termasuk rias matanya—itu.

Biografi Avril Lavigne



Avril Ramona Lavigne Whibley atau yang populer dengan nama Avril lahir di Belleville, Ontario, Kanada, 27 September 1984. Ia adalah penyanyi pop Kanada yang telah mencetak record penjualan album terbaik, selain sebagai penulis lagu wanita dengan usia termuda.

Avril telah merilis album, Let Go (2001-2003), Under My Skin (2004-2006), dan The Best Damn Thing (2007–Sekarang).
Pernah Menjadi Bintang film the Teenage Witch, Going the Distance, Fast Food Nation dan The Flock.

Cewek tomboi ini sering sekali mengenakan dasi laki-laki.

Avril menikah dengan Deryck Whibley(vokalis Sum 41) pada 15 Juli 2006

== J N R LAVIGNE==
  Sebagai penyanyi Avril telah merilis album, Let Go (2001-2003), Under My Skin (2004-2006), The Best Damn Thing (2007–Sekarang). Sementara sebagai bintang film ia terkenal dengan aktingnya dalam film Sabrina, the Teenage Witch (2002), Going the Distance (2004), Fast Food Nation (2006) dan The Flock (2007).Wanita berambut merah ini terutama juga terkenal dengan gaya berpakaiannya yang sering mengenakan dasi laki-laki.Avril pada 15 Juli 2006 menikah dengan Deryck Whibley, vokalis utama band punk-rock Kanada, Sum 41, yang berusia 26 tahun di Montecito, Kalifornia.
cara memasukan tulisan ngikutin di blog

<style type='text/css'>
#outerCircleText {
font-style: italic;
font-weight: bold;
font-family: &#39;comic sans ms&#39;, verdana, arial;
color: #0000FF;

position: absolute;top: 0;left: 0;z-index: 3000;cursor: default;}
#outerCircleText div {position: relative;}
#outerCircleText div div {position: absolute;top: 0;left: 0;text-align: center;}

</style>
<script type='text/javascript'>
//<![CDATA[

;(function(){

// Pesanmu di sini, bahasa sundanya yaitu "Pesan anjeun di dieu.." hehehe... (QUOTED STRING)
var msg = "SETIAWANFAUZI.BLOGSPOT.COM...";


// Set font's style size for calculating dimensions
// Set to number of desired pixels font size (decimal and negative numbers not allowed)
var size = 25;

// Set both to 1 for plain circle, set one of them to 2 for oval
// Other numbers & decimals can have interesting effects, keep these low (0 to 3)
var circleY = 0.75; var circleX = 2;

// The larger this divisor, the smaller the spaces between letters
// (decimals allowed, not negative numbers)
var letter_spacing = 5;

// The larger this multiplier, the bigger the circle/oval
// (decimals allowed, not negative numbers, some rounding is applied)
var diameter = 10;

// Rotation speed, set it negative if you want it to spin clockwise (decimals allowed)
var rotation = 0.4;

// This is not the rotation speed, its the reaction speed, keep low!
// Set this to 1 or a decimal less than one (decimals allowed, not negative numbers)
var speed = 0.3;

// BERHENTI NGEDITNYA..! Parantos cicing di dieu! Ulah diteraskeun..! //

if (!window.addEventListener && !window.attachEvent || !document.createElement) return;

msg = msg.split('');
var n = msg.length - 1, a = Math.round(size * diameter * 0.208333), currStep = 20,
ymouse = a * circleY + 20, xmouse = a * circleX + 20, y = [], x = [], Y = [], X = [],
o = document.createElement('div'), oi = document.createElement('div'),
b = document.compatMode && document.compatMode != "BackCompat"? document.documentElement :

document.body,

mouse = function(e){
e = e || window.event;
ymouse = !isNaN(e.pageY)? e.pageY : e.clientY; // y-position
xmouse = !isNaN(e.pageX)? e.pageX : e.clientX; // x-position
},

makecircle = function(){ // rotation/positioning
if(init.nopy){
o.style.top = (b || document.body).scrollTop + 'px';
o.style.left = (b || document.body).scrollLeft + 'px';
};
currStep -= rotation;
for (var d, i = n; i > -1; --i){ // makes the circle
d = document.getElementById('iemsg' + i).style;
d.top = Math.round(y[i] + a * Math.sin((currStep + i) / letter_spacing) * circleY - 15) +

'px';
d.left = Math.round(x[i] + a * Math.cos((currStep + i) / letter_spacing) * circleX) + 'px';
};
},

drag = function(){ // makes the resistance
y[0] = Y[0] += (ymouse - Y[0]) * speed;
x[0] = X[0] += (xmouse - 20 - X[0]) * speed;
for (var i = n; i > 0; --i){
y[i] = Y[i] += (y[i-1] - Y[i]) * speed;
x[i] = X[i] += (x[i-1] - X[i]) * speed;
};
makecircle();
},

init = function(){ // appends message divs, & sets initial values for positioning arrays
if(!isNaN(window.pageYOffset)){
ymouse += window.pageYOffset;
xmouse += window.pageXOffset;
} else init.nopy = true;
for (var d, i = n; i > -1; --i){
d = document.createElement('div'); d.id = 'iemsg' + i;
d.style.height = d.style.width = a + 'px';
d.appendChild(document.createTextNode(msg[i]));
oi.appendChild(d); y[i] = x[i] = Y[i] = X[i] = 0;
};
o.appendChild(oi); document.body.appendChild(o);
setInterval(drag, 25);
},

ascroll = function(){
ymouse += window.pageYOffset;
xmouse += window.pageXOffset;
window.removeEventListener('scroll', ascroll, false);
};

o.id = 'outerCircleText'; o.style.fontSize = size + 'px';

if (window.addEventListener){
window.addEventListener('load', init, false);
document.addEventListener('mouseover', mouse, false);
document.addEventListener('mousemove', mouse, false);
if (/Apple/.test(navigator.vendor))
window.addEventListener('scroll', ascroll, false);
}
else if (window.attachEvent){
window.attachEvent('onload', init);
document.attachEvent('onmousemove', mouse);
};

})();
//]]>
</script>

1. masuk ke rancangan...
2. pilih tambah gadget...
3. terus pilih HTML/script...
4. loe copy script yang di atas...
5. terus loe ganti tulisan ( setiawanfauzi.blogspot.com ) terserah apa yang loe mau...
6. and pilih simpan/save...

selesai
Oleh : Abu Umar Baasyir
Sebagai bagian dari fitrah kemanusiaan, Islam tidak pernah memberangus hasrat seksual. Islam memberikan panduan lengkap agar seks bisa tetap dinikmati seorang muslim tanpa harus kehilangan ritme ibadahnya.
Bulan Syawal, bagi umat Islam Indonesia, bisa dibilang sebagai musim kawin. Anggapan ini tentu bukan tanpa alasan. Kalangan santri dan muhibbin biasanya memang memilih bulan tersebut sebagai waktu untuk melangsungkan aqad nikah.
Kebiasaan tersebut tidak lepas dari anjuran para ulama yang bersumber dari ungkapan Sayyidatina Aisyah binti Abu Bakar Shiddiq yang dinikahi Baginda Nabi pada bulan Syawwal. Ia berkomentar,
“Sesungguhnya pernikahan di bulan Syawwal itu penuh keberkahan dan mengandung banyak kebaikan.”
Namun, untuk menggapai kebahagiaan sejati dalam rumah tangga tentu saja tidak cukup dengan menikah di bulan Syawwal. Ada banyak hal yang perlu dipelajari dan diamalkan secara seksama oleh pasangan suami istri agar meraih ketentraman (sakinah), cinta (mawaddah) dan kasih sayang (rahmah), baik lahir maupun batin. Salah satunya –dan yang paling penting– adalah persoalan hubungan intim atau dalam bahasa fiqih disebut jima’.
Sebagai salah tujuan dilaksanakannya nikah, hubungan intim –menurut Islam– termasuk salah satu ibadah yang sangat dianjurkan agama dan mengandung nilai pahala yang sangat besar. Karena jima’ dalam ikatan nikah adalah jalan halal yang disediakan Allah untuk melampiaskan hasrat biologis insani dan menyambung keturunan bani Adam.
Selain itu jima’ yang halal juga merupakan iabadah yang berpahala besar. Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Dalam kemaluanmu itu ada sedekah.” Sahabat lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kita mendapat pahala dengan menggauli istri kita?.” Rasulullah menjawab, “Bukankah jika kalian menyalurkan nafsu di jalan yang haram akan berdosa? Maka begitu juga sebaliknya, bila disalurkan di jalan yang halal, kalian akan berpahala.” (HR. Bukhari, Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah)
Karena bertujuan mulia dan bernilai ibadah itu lah setiap hubungan seks dalam rumah tangga harus bertujuan dan dilakukan secara Islami, yakni sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan sunah Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi Wasallam.
Hubungan intim, menurut Ibnu Qayyim Al-Jauzi dalam Ath-Thibbun Nabawi (Pengobatan ala Nabi), sesuai dengan petunjuk Rasulullah memiliki tiga tujuan: memelihara keturunan dan keberlangsungan umat manusia, mengeluarkan cairan yang bila mendekam di dalam tubuh akan berbahaya, dan meraih kenikmatan yang dianugerahkan Allah.
Ulama salaf mengajarkan, “Seseorang hendaknya menjaga tiga hal pada dirinya: Jangan sampai tidak berjalan kaki, agar jika suatu saat harus melakukannya tidak akan mengalami kesulitan; Jangan sampai tidak makan, agar usus tidak menyempit; dan jangan sampai meninggalkan hubungan seks, karena air sumur saja bila tidak digunakan akan kering sendiri.
Wajahnya Muram
Muhammad bin Zakariya menambahkan, “Barangsiapa yang tidak bersetubuh dalam waktu lama, kekuatan organ tubuhnya akan melemah, syarafnya akan menegang dan pembuluh darahnya akan tersumbat. Saya juga melihat orang yang sengaja tidak melakukan jima’ dengan niat membujang, tubuhnya menjadi dingin dan wajahnya muram.”
Sedangkan di antara manfaat bersetubuh dalam pernikahan, menurut Ibnu Qayyim, adalah terjaganya pandangan mata dan kesucian diri serta hati dari perbuatan haram. Jima’ juga bermanfaat terhadap kesehatan psikis pelakunya, melalui kenikmatan tiada tara yang dihasilkannya.
Puncak kenikmatan bersetubuh tersebut dinamakan orgasme atau faragh. Meski tidak semua hubungan seks pasti berujung faragh, tetapi upaya optimal pencapaian faragh yang adil hukumnya wajib. Yang dimaksud faragj yang adil adalah orgasme yang bisa dirasakan oleh kedua belah pihak, yakni suami dan istri.
Mengapa wajib? Karena faragh bersama merupakan salah satu unsur penting dalam mencapai tujuan pernikahan yakni sakinah, mawaddah dan rahmah. Ketidakpuasan salah satu pihak dalam jima’, jika dibiarkan berlarut-larut, dikhawatirkan akan mendatangkan madharat yang lebih besar, yakni perselingkuhan. Maka, sesuai dengan prinsip dasar islam, la dharara wa la dhirar (tidak berbahaya dan membahayakan), segala upaya mencegah hal-hal yang membahayakan pernikahan yang sah hukumnya juga wajib.
Namun, kepuasan yang wajib diupayakan dalam jima’ adalah kepuasan yang berada dalam batas kewajaran manusia, adat dan agama. Tidak dibenarkan menggunakan dalih meraih kepuasan untuk melakukan praktik-praktik seks menyimpang, seperti sodomi (liwath) yang secara medis telah terbukti berbahaya. Atau penggunaan kekerasaan dalam aktivitas seks (mashokisme), baik secara fisik maupun mental, yang belakangan kerap terjadi.
Maka, sesuai dengan kaidah ushul fiqih “ma la yatimmul wajibu illa bihi fahuwa wajibun” (sesuatu yang menjadi syarat kesempurnaan perkara wajib, hukumnya juga wajib), mengenal dan mempelajari unsur-unsur yang bisa mengantarkan jima’ kepada faragh juga hukumnya wajib.Bagi kaum laki-laki, tanda tercapainya faragh sangat jelas yakni ketika jima’ sudah mencapai fase ejakulasi atau keluar mani. Namun tidak demikian halnya dengan kaum hawa’ yang kebanyakan bertipe “terlambat panas”, atau –bahkan— tidak mudah panas. Untuk itulah diperlukan berbagai strategi mempercepatnya. 
Dan, salah satu unsur terpenting dari strategi pencapaian faragh adalah pendahuluan atau pemanasan yang dalam bahasa asing disebut foreplay (isti’adah). Pemanasan yang cukup dan akurat, menurut para pakar seksologi, akan mempercepat wanita mencapai faragh.
Karena dianggap amat penting, pemanasan sebelum berjima’ juga diperintahkan Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi Wasallam. Beliau bersabda,
“Janganlah salah seorang di antara kalian menggauli istrinya seperti binatang. Hendaklah ia terlebih dahulu memberikan pendahuluan, yakni ciuman dan cumbu rayu.” (HR. At-Tirmidzi).
Ciuman dalam hadits diatas tentu saja dalam makna yang sebenarnya. Bahkan, Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi Wasallam, diceritakan dalam Sunan Abu Dawud, mencium bibir Aisyah dan mengulum lidahnya. Dua hadits tersebut sekaligus mendudukan ciuman antar suami istri sebagai sebuah kesunahan sebelum berjima’.
Ketika Jabir menikahi seorang janda, Rasulullah bertanya kepadanya, “Mengapa engkau tidak menikahi seorang gadis sehingga kalian bisa saling bercanda ria? …yang dapat saling mengigit bibir denganmu.” HR. Bukhari (nomor 5079) dan Muslim (II:1087).
Bau Mulut
Karena itu, pasangan suami istri hendaknya sangat memperhatikan segala unsur yang menyempurnakan fase ciuman. Baik dengan menguasai tehnik dan trik berciuman yang baik, maupun kebersihan dan kesehatan organ tubuh yang akan dipakai berciuman. Karena bisa jadi, bukannya menaikkan suhu jima’, bau mulut yang tidak segar justru akan menurunkan semangat dan hasrat pasangan.
Sedangkan rayuan yang dimaksud di atas adalah semua ucapan yang dapat memikat pasangan, menambah kemesraan dan merangsang gairah berjima’. Dalam istilah fiqih kalimat-kalimat rayuan yang merangsang disebut rafats, yang tentu saja haram diucapkan kepada selain istrinya.
Selain ciuman dan rayuan, unsur penting lain dalam pemanasan adalah sentuhan mesra. Bagi pasangan suami istri, seluruh bagian tubuh adalah obyek yang halal untuk disentuh, termasuk kemaluan. Terlebih jika dimaksudkan sebagai penyemangat jima’. Demikian Ibnu Taymiyyah berpendapat.
Syaikh Nashirudin Al-Albani, mengutip perkataan Ibnu Urwah Al-Hanbali dalam kitabnya yang masih berbentuk manuskrip, Al-Kawakbu Ad-Durari,
“Diperbolehkan bagi suami istri untuk melihat dan meraba seluruh lekuk tubuh pasangannya, termasuk kemaluan. Karena kemaluan merupakan bagian tubuh yang boleh dinikmati dalam bercumbu, tentu boleh pula dilihat dan diraba. Diambil dari pandangan Imam Malik dan ulama lainnya.”
Berkat kebesaran Allah, setiap bagian tubuh manusia memiliki kepekaan dan rasa yang berbeda saat disentuh atau dipandangi. Maka, untuk menambah kualitas jima’, suami istri diperbolehkan pula menanggalkan seluruh pakaiannya. Dari Aisyah RA, ia menceritakan, “Aku pernah mandi bersama Rasulullah dalm satu bejana…” (HR. Bukhari dan Muslim).
Untuk mendapatkan hasil sentuhan yang optimal, seyogyanya suami istri mengetahui dengan baik titik-titik yang mudah membangkitkan gairah pasangan masing-masing. Maka diperlukan sebuah komunikasi terbuka dan santai antara pasangan suami istri, untuk menemukan titik-titik tersebut, agar menghasilkan efek yang maksimal saat berjima’.
Diperbolehkan bagi pasangan suami istri yang tengah berjima’ untuk mendesah. Karena desahan adalah bagian dari meningkatkan gairah. Imam As-Suyuthi meriwayatkan, ada seorang qadhi yang menggauli istrinya. Tiba-tiba sang istri meliuk dan mendesah. Sang qadhi pun menegurnya. Namun tatkala keesokan harinya sang qadhi mendatangi istrinya ia justru berkata, “Lakukan seperti yang kemarin.”
Satu hal lagi yang menambah kenikmatan dalam hubungan intim suami istri, yaitu posisi bersetubuh. Kebetulan Islam sendiri memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada pemeluknya untuk mencoba berbagai variasi posisi dalam berhubungan seks. Satu-satunya ketentuan yang diatur syariat hanyalah, semua posisi seks itu tetap dilakukan pada satu jalan, yaitu farji. Bukan yang lainnya.
Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
“Istri-istrimu adalah tempat bercocok tanammu, datangilah ia dari arah manapun yang kalian kehendaki.” QS. Al-Baqarah (2:223).
Posisi Ijba’
Menurut ahli tafsir, ayat ini turun sehubungan dengan kejadian di Madinah. Suatu ketika beberapa wanita Madinah yang menikah dengan kaum muhajirin mengadu kepada Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi Wasallam, karena suami-suami mereka ingin melakukan hubungan seks dalam posisi ijba’ atau tajbiyah. Ijba adalah posisi seks dimana lelaki mendatangi farji perempuan dari arah belakang. Yang menjadi persoalan, para wanita Madinah itu pernah mendengar perempuan-perempuan Yahudi mengatakan, barangsiapa yang berjima’ dengan cara ijba’ maka anaknya kelak akan bermata juling. Lalu turunlah ayat tersebut.
Terkait dengan ayat 233 Surah Al-Baqarah itu Imam Nawawi menjelaskan, “Ayat tersebut menunjukan diperbolehkannya menyetubuhi wanita dari depan atau belakang, dengan cara menindih atau bertelungkup. Adapun menyetubuhi melalui dubur tidak diperbolehkan, karena itu bukan lokasi bercocok tanam.” Bercocok tanam yang dimaksud adalah berketurunan.
Muhammad Syamsul Haqqil Azhim Abadi dalam ‘Aunul Ma’bud menambahkan, “Kata ladang (hartsun) yang disebut dalam Al-Quran menunjukkan, wanita boleh digauli dengan cara apapun : berbaring, berdiri atau duduk, dan menghadap atau membelakangi..”
Demikianlah, Islam, sebagai agama rahmatan lil ‘alamin, lagi-lagi terbukti memiliki ajaran yang sangat lengkap dan seksama dalam membimbing umatnya mengarungi samudera kehidupan. Semua sisi dan potensi kehidupan dikupas tuntas serta diberi tuntunan yang detail, agar umatnya bisa tetap bersyariat seraya menjalani fitrah kemanusiannya.

Jumat, 25 Februari 2011

Syarat-syarat Berzikir


Salah satu syarat yang harus disediakan seseorang untuk berzikir ialah berada di dalam keadaan berwudlu; basuh dan bersihkan tubuh badan dan sucikan hati. Pada peringkat permulaan, supaya zikir itu berkesan, perlulah disebut kuat-kuat akan perkataan dan ayat yang dijadikan zikir – kalimah tauhid, sifat-sifat Allah. Bila perkataan tersebut diucapkan usahakan agar kamu berada di dalam kesadaran (tidak lalai). Dengan cara ini hati mendengar ucapan zikir dan diterangi oleh apa yang dizikirkan. Ia menerima tenaga dan menjadi hidup – bukan saja hidup di dunia ini bahkan juga hidup abadi di akhirat.
“Mereka tidak akan merasa padanya kematian, hanya kematian pertama, dan Dia pelihara mereka daripada azab jahanam”. (Surah Dukhaan, ayat 56).
Nabi s.a.w menceritakan bahawa keadaan orang mukmin yang mencapai Allah yang  maha hak melalui zikir, “Orang mukmin tidak mati. Mereka hanya meninggalkan hidup yang sementara ini dan pergi kepada kehidupan abadi”. Dan mereka lakukan di sana apa yang mereka lakukan dalam dunia. Nabi s.a.w bersabda, “Nabi-nabi dan orang-orang yang hampir dengan Allah terus beribadat di dalam kubur seperti yang mereka lakukan di dalam rumah mereka”. Ibadat yang dimaksudkan itu adalah penyerahan dan merendahkan diri rohani kepada Allah bukan sholat yang lima waktu sehari. Tawaduk yang di dalam diri, dengan diam, adalah nilai utama yang menunjukkan iman yang sejati.
Makrifat tidak dicapai oleh manusia dengan usaha tetapi ia adalah anugerah dari Allah. Setelah dinaikkan kepada makam tersebut orang arif menjadi akrab dengan rahasia-rahasia Allah. Allah membawa seseorang kepada rahasia-rahasia-Nya apabila hati orang itu hidup dan sadar dengan zikir atau ingatan kepada-Nya dan jika hati yang sadar itu bersedia menerima yang hak. Nabi s.a.w bersabda, “Mataku tidur tetapi hatiku jaga”.
Pentingnya memperolehi makrifat dan hakikat diterangkan oleh Nabi s.a.w, “Jika seseorang berniat mempelajari dan beramal menurut keinginannya itu tetapi mati sebelum mencapai tujuannya, Allah melantik dua orang malaikat sebagai guru yang mengajarnya ilmu dan makrifat sampai ke hari kiamat. Orang itu dibangkitkan dari kuburnya sebagai orang arif yang telah memperolehi hakikat”. Dua orang malaikat di sini menunjukkan roh Nabi Muhammad s.a.w dan cahaya cinta yang menghubungkan insan dengan Allah. Pentingnya niat dan hajat selanjutnya diceritakan oleh Nabi s.a.w, “Ramai yang berniat belajar tetapi mati ketika masih di dalam kejahilam tetapi mereka bangkit daripada kubur pada hari pembalasan sebagai orang arif. Ramai ahli ilmu dibangkitkan pada hari itu dalam keadaan rusak akhlak hilang segalanya dan jahil keseluruhannya”. Mereka adalah orang-orang yang bermegah dengan ilmu mereka, yang menuntut ilmu karena muslihat duniawi dan berbuat dosa. Mereka diberi amaran:
“Dan (ingatkanlah mereka) hari yang akan dibawa orang-orang kafir ke neraka (dan dikata), ‘Kami telah habiskan bahagian kamu yang baik di dalam penghidupan dunia. Dan kamu telah bersuka-sukaan dengannya. Maka pada hari ini kamu akan dibalas dengan azab yang keji lantaran kamu pernah berlaku sombong di dunia secara tidak benar dan lantaran kamu telah melewati batas”. (Surah Ahqaaf, ayat 20).
Nabi s.a.w bersabda, “Setiap amal bergantung pada niat. Niat dan tujuan orang beriman lebih baik dan bernilai pada pandangan Allah daripada amalannya. Niat orang yang tidak beriman lebih buruk daripada apa yang nyata dengan amalannya”. Niat adalah asas amalan. Nabi s.a.w, “Adalah baik membina kerja kebajikan di atas tapak yang baik, dan dosa adalah perbuatan yang dibina di atas tapak yang jahat”.
“Barangsiapa hendak ke taman akhirat Kami tambah untuknya pada ke tamannya, dan barangsiapa mahu ke taman dunia Kami akan beri kepadanya sebahagian daripadanya, tetapi tidak ada baginya bahagian akhirat”. (Surah Syura, ayat 20).
Cara terbaik ialah mencari guru kerohanian yang akan membawa hati kamu hidup. Ini akan menyelamatkan kamu di akhirat. Ini adalah penting; ia mesti dilakukan segera ketika masih hidup. Dunia ini kebun akhirat. Orang yang tidak menanam di sini tidak boleh menuai di sana. Jadi, bercocok tanamlah di dalam dunia ini dengan benih yang diperlukan untuk kesejahteraan hidup di sini dan juga di akhirat.( Di Nukilkan dari Sirrul Asror Li Syaikh Abdul Qodir Al Jilaniy )

Rahasia Zikir dengan Ayat Kursi



Ayat kursi adalah salah satu firman Allah yang luar biasa kemuliaannya. Karena itu, tak heran jika sejak dini para orang tua mengajarkan dan menganjurkan anak-anaknya untuk menghafalnya. Mengapa ayat  ke-255 dari surat Al-Baqarah tersebut disebut dengan ayat kursi? Jawabannya, karena ayat ini memuat kandungan tentang tauhid kepada Allah, pengagungan dan pujian terhadap-Nya, serta penyebutan sifat-sifat-Nya yang sempurna.
Kandungan makna yang termaktub dalam ayat kursi tidak ada dalam ayat-ayat lain dalam al-Qur’an. Bahkan Ibnu Taimiyah pernah mengatakan bahwa, meskipun ada ayat-ayat yang memuat kandungan yang sama, tetapi tidak seperti ayat ini yang terekam dalam satu ayat. Seperti di awal surat al-Hadid dan akhir surah al-Hasyr, kandungannya sama dengan ayat kursi, tapi tersebar dalam beberapa ayat.

Keistimewaan Ayat Kursi
Jika ditelaah dalam literatur hadits, cukup banyak keistimewaan ayat kursi. Di antaranya adalah:
  • Di dalam shahih bukhari disebutkan, siapa yang membacanya di malam hari, maka Allah senantiasa menjaganya dan setan tak bisa  mendekatinya hingga pagi hari
  • Rasulullah Saw. bersabda, “Siapa yang membaca ayat kursi  setiap selesai shalat fardhu, maka tidak ada yang menghalanginya untuk masuk surga, kecuali kematian.
  • Pada kesempatan lain, Rasulullah Saw. juga bersabda kepada para sahabatnya, “Tiada seorangpun  dari umatku apabila menjelang pagi membaca ayat kursi 12 kali, kemudian berwudhu’ dan melaksanakan shalat subuh, melainkan Allah  akan menjaganya dari maksud jelek setan dan menempati derajatnya orang-orang yang membaca seluruh surat dalam al-Qur’an sebanyak tiga kali  dan akan mendapatkan  mahkota pada hari kiamat yang terbuat dari cahaya yang menerangi  seluruh penghuni dunia.”
Aktivitas membaca ayat kursi ini juga menjadi ritual zikir yang dilakukan oleh Aisyah ra., para sahabat Rasulullah dan para imam yang shalih seperti Ibnu Taimiyah. Ibnu Qayyim al-Jauziyah, muridnya Ibnu Taimiyah, mengatakan, ia pernah mendengar Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa ia tidak pernah meninggalkan bacaan ayat kursi setiap selesai shalat.
Lalu, bisakah ayat kursi menjadi pengusir setan atau jin? Tentu saja bisa. Tapi, semua itu tergantung dengan si pembacanya. Jika yang membacanya adalah orang yang shaleh, tentu sangat berpengaruh dan akan tampak hasilnya. Jika tidak, tentu hasilnya juga lain.
Ada beberapa tips yang bisa dilakukan agar ayat kursi mendatangkan kesan luar biasa nantinya dalam segala dimensi hidup.
  • Rajinlah membacanya usai menunaikan shalat, baik fardhu maupun sunnah
  • Jadikan ayat kursi sebagai zikir harian di saat senggang, dan selalulah merenungkan maknanya di saat membaca
  • Jangan lupa bacalah selalu ayat kursi sebelum tidur seperti apa yang dilakukan Aisyah, isteri Rasulullah Saw.
Jika Anda sudah terbiasa membaca atau berzikir ayat kursi, Insya Allah akan mendapatkan manfaat atau keistimewaan yang luar biasa. Allah yang mengatur kehidupan ini, dan menjadi hak-Nya memberikan sesuatu yang pantas untuk kehidupan kita.
Rahasia Syukur, Sabar & Istighfar
Dalam mukaddimah kitab Al Waabilus Shayyib, Imam Ibnul Qayyim mengulas tiga hal di atas dengan sangat mengagumkan… Beliau mengatakan bahwa kehidupan manusia berputar pada tiga poros: Syukur, Sabar, dan Istighfar. Seseorang takkan lepas dari salah satu dari tiga keadaan:
1-Ia mendapat curahan nikmat yang tak terhingga dari Allah, dan inilah mengharuskannya untuk bersyukur. Syukur memiliki tiga rukun, yang bila ketiganya diamalkan, berarti seorang hamba dianggap telah mewujudkan hakikat syukur tersebut, meski kuantitasnya masih jauh dari ‘cukup’. Ketiga rukun tersebut adalah: a- Mengakui dalam hati bahwa nikmat tersebut dari Allah. b-Mengucapkannya dengan lisan. c-Menggunakan kenikmatan tersebut untuk menggapai ridha Allah, karena Dia-lah yang memberikannya.
Inilah rukun-rukun syukur yang mesti dipenuhi…
2-Atau, boleh jadi Allah mengujinya dengan berbagai ujian, dan kewajiban hamba saat itu ialah bersabar. Definisi sabar itu sendiri meliputi tiga hal: a-Menahan hati dari perasaan marah, kesal, dan dongkol terhadap ketentuan Allah. b-Menahan lisan dari berkeluh kesah dan menggerutu akan takdir Allah. c-Menahan anggota badan dari bermaksiat seperti menampar wajah, menyobek pakaian, (atau membanting pintu, piring) dan perbuatan lain yang menunjukkan sikap ‘tidak terima’ thd keputusan Allah.
Perlu kita fahami bahwa Allah menguji hamba-Nya bukan karena Dia ingin membinasakan si hamba, namun untuk mengetes sejauh mana penghambaan kita terhadap-Nya. Kalaulah Allah mewajibkan sejumlah peribadatan (yaitu hal-hal yang menjadikan kita sebagai abdi/budak-nya Allah) saat kita dalam kondisi lapang; maka Allah juga mewajibkan sejumlah peribadatan kala kita dalam kondisi sempit.
Banyak orang yang ringan untuk melakukan peribadatan tipe pertama, karena biasanya hal tersebut selaras dengan keinginannya. Akan tetapi yang lebih penting dan utama adalah peribadatan tipe kedua, yang sering kali tidak selaras dengan keinginan yang bersangkutan.
Ibnul Qayyim lantas mencontohkan bahwa berwudhu di musim panas menggunakan air dingin; memperguli isteri cantik yang dicintai, memberi nafkah kepada anak-isteri saat banyak duit; adalah ibadah. Demikian pula berwudhu dengan sempurna dengan air dingin di musim dingin dan menafkahi anak-isteri saat kondisi ekonomi terjepit, juga termasuk ibadah; tapi nilainya begitu jauh antara ibadah tipe pertama dengan ibadah tipe kedua. Yang kedua jauh lebih bernilai dibandingkan yang pertama, karena itulah ibadah yang sesungguhnya, yang membuktikan penghambaan seorang hamba kepada Khaliqnya.
Oleh sebab itu, Allah berjanji akan mencukupi hamba-hamba-Nya, sebagaimana firman Allah: ‘Alaisallaahu bikaafin ‘abdahu’, yang artinya: “Bukankah Allah-lah yang mencukupi (segala kebutuhan) hamba-Nya?’ (Az Zumar: 36).
Tingkat kecukupan tersebut tentulah berbanding lurus dengan tingkat penghambaan masing-masing hamba. Makin tinggi ia memperbudak dirinya demi kesenangan Allah yang konsekuensinya harus mengorbankan kesenangan pribadinya, maka makin tinggi pula kadar pencukupan yang Allah berikan kepadanya. Akibatnya, sang hamba akan senantiasa dicukupi oleh Allah dan termasuk dalam golongan yang Allah sebutkan dalam firman-Nya:
“Inna ‘ibaadi laisa laka ‘alaihim sulthaanun wa kafaa birabbika wakiela” (Sesungguhnya, engkau (Iblis) tidak memiliki kekuasaan atas hamba-hamba-Ku, dan cukuplah Rabb-mu (Hai Muhammad) sebagai wakil (penolong)” (Al Isra’: 65).
Hamba-hamba yang dimaksud dalam ayat ini adalah hamba yang mendapatkan pencukupan dari Allah dalam ayat sebelumnya, yaitu mereka yang benar-benar menghambakan dirinya kepada Allah, baik dalam kondisi menyenangkan maupun menyusahkan. Inilah hamba-hamba yang terjaga dari gangguan syaithan, alias syaithan tidak bisa menguasai mereka dan menyeret mereka kepada makarnya, kecuali saat hamba tersebut lengah saja.
Sebab bagaimana pun juga, setiap manusia tidak akan bebas 100% dari gangguan syaithan selama dia adalah manusia. Ia pasti akan termakan bisikan syaithan suatu ketika. Namun bedanya, orang yang benar-benar merealisasikan ‘ubudiyyah (peribadatan) kepada Allah hanya akan terganggu oleh Syaithan di saat dirinya lengah saja, yakni saat dirinya tidak bisa menolak gangguan tersebut… saat itulah dia termakan hasutan syaithan dan melakukan pelanggaran.
dengan demikian, ia akan beralih ke kondisi berikutnya:
3-Yaitu begitu ia melakukan dosa, segera lah ia memohon ampun (beristighfar) kepada Allah. Ini merupakan solusi luar biasa saat seorang hamba terjerumus dalam dosa. Bila ia hamba yang bertakwa, ia akan selalu terbayang oleh dosanya, hingga dosa yang dilakukan tadi justeru berdampak positif terhadapnya di kemudian hari. Ibnul Qayyim lantas menukil ucapan Syaikhul Islam Abu Isma’il Al Harawi yang mengatakan bahwa konon para salaf mengatakan: “Seseorang mungkin melakukan suatu dosa, yang karenanya ia masuk Jannah; dan ia mungkin melakukan ketaatan, yang karenanya ia masuk Neraka”. Bagaimana kok begitu? Bila ALlah menghendaki kebaikan atas seseorang, Allah akan menjadikannya terjerumus dalam suatu dosa (padahal sebelumnya ia seorang yang shalih dan gemar beramal shalih). Dosa tersebut akan selalu terbayang di depan matanya, mengusik jiwanya, mengganggu tidurnya dan membuatnya selalu gelisah. Ia takut bahwa semua keshalihannya tadi akan sia-sia karena dosa tersebut, hingga dengan demikian ia menjadi takluk di hadapan Allah, takut kepada-Nya, mengharap rahmat dan maghfirah-Nya, serta bertaubat kepada-Nya. Nah, akibat dosa yang satu tadi, ia terhindar dari penyakit ‘ujub (kagum) terhadap keshalihannya selama ini, yang boleh jadi akan membinasakan dirinya, dan tersebab itulah ia akan masuk Jannah.
Namun sebaliknya orang yang melakukan suatu amalan besar, ia bisa jadi akan celaka akibat amalnya tersebut. Yakni bila ia merasa kagum dengan dirinya yang bisa beramal ‘shalih’ seperti itu. Nah, kekaguman ini akan membatalkan amalnya dan menjadikannya ‘lupa diri’. Maka bila Allah tidak mengujinya dengan suatu dosa yang mendorongnya untuk taubat, niscaya orang ini akan celaka dan masuk Neraka.
Demikian kurang lebih penuturan beliau dalam mukaddimah kitab tadi, semoga kita terinspirasi dengan tulisan yang bersahaja ini…

Kamis, 24 Februari 2011

Tak Ada Ilmu kebal dalam Islam


Ada pendapat yang hampir meluas di masyarakat bahwa hujan bisa ditolak atau dipindahkan.  Ada pula yang percaya dengan membaca bacaan tertentu (memetik ayat Alquran) bisa menjadi kebal/sakti.  Orang yang mengaku bisa seperti ini maupun orang-orang yang mempercayai tentu sudah masuk dalam kesyirikan. Itulah salah satu inti pesan dari pengajian bakda Zhuhur, 31 Januari 2011 bersama ustadz Mubarok Santoso dari Majlis Ta’lim Darul Ilmi (MTDI) Wisma Asri Bekasi.
Tausiyah siang itu mengambil tema thaghut, merupakan teman berseri yang sudah dibawakan minggu kedua. Thagut berasal dari kata dasar yg berarti durhaka dan melampaui batas. Adapun secara istilah thagut adalah segala sesuatu yang disembah (diagungkan) selain Alloh.
Menurut Seikhul-Islam Ibnu Taimiyah thoghut ialah “Segala sesuatu yang disembah, diagungkan, diikuti, baik manusia, jin, ataupun benda, baik yang konkrit maupun abstrak”.
Adapun menurut Seikh Sa’id Hawwa, thoghut adalah:
1. Berhala/patung-patung
Penjelasan ini sudah pernah saya tulis di Kompasiana juga, silakan buka:
http://agama.kompasiana.com/2011/01/14/mengapa-islam-mengharamkan-patung/
2. Dukun/paranormal
3. Syaitan
4. Hakim yang curang
5. Orang yang selalu mengikuti hawa nafsu.
Perintah menjauhi thaghut sendiri telah termaktub dalam QS 16 : 36
Tentang dukun/para normal ini, kita ketahui sudah marak di masyarakat, bahkan lewat media massa. Ramalan tentang kiamat, nasib orang, atau meramal garis tangan, dan sebagainya adalah haram bagi kaum umat Islam untuk mempercayai atau meyakininya. Bila apa yang diramal itu kebetulan ada yang cocok suatu ketika, itu memang kebetulan.. atau sang peramal telah bersekongkol dengan syaitan/jin, termasuk pawang hujan.
Dalam firman Tuhan si surah Lukman (QS 31): 34, disebutkan “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Bahkan seorang nabi ataupun rasul sekalipun tidak mengetahui datangnya hari kiamat. Rasul juga melakukan sholat istisqo untuk minta hujan kepada Allah SWT.  Tiada seorang pun mengethaui takdirnya di hari esok. Seorang yang bercita-cita menjadi apapun tak akan tahu apakah akhirnya cita-cita itu bisa terwujud atau tidak. Tiada seorang pun mengetahui kapan akan datang kematian. Semua itu rahasia Alloh.
Jika nabi bersabda tentang tanda-tanda kiamat, itu bukanlah ramalan tapi itu adalah wahyu dari Alloh SWT… seperti yang tersurat dalam Alquranulkarim sb.
“…..  …..dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), QS 53: 3-4″
Intinya kita tidak perlu percaya pada dukun atau ramalan. Tidak ada bacaan-bacaan khusus yang mengambil dari ayat dalam Alquran untuk kepentingan tertentu, misal agar menjadi pintar, agar dimudahkan rezekinya, dsb. Yang ada adalah doa, dan doa itu kita pasrahkan kepada Alloh SWT apakah dikabulkan atau tidak. Tidak pula ada bacaan-bacaan yang membuat seseorang menjadi KEBAL/SAKTI!
Kalaupun ada ilmu kebal/sakti (jika boleh berandai-andai begitu…)  tentu para sahabat dulu sudah mengamalkannya lebih dulu… dan tidak gugur dalam perang jihadnya (mencapai 90% sahabat gugur dalam perang), bahkan Rasulullah juga sempat bersembunyi di gua, menghindari kejaran kaum kafir, serta luka-luka dan tanggal giginya ketika berperang. Jadi, adalah keliru bila menganggap ada ilmu sakti (baca: KEBAL) dalam Islam…
Apakah sampai hari ini kita masih percaya ramalan bintang? betapa naifnya bila nasib kita sandarkan pada sebuah ramalan . . . .

Akibat Ilmu Kebal

"Bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan" [QS Al Jin:6]

"Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan kematian seseorang apabila datang waktunya. Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan " [QS Al Munaafiqun:11]


Candu ilmu kebal membuat beberapa anggota dan tokoh masyarakat prihatin.Begitu juga para ulama hanif. Muchson Ischak, warga Taman Wisma Asri, Teluk Pucung, Bekasi,menilai ilmu kebal tak membawa banyak manfaat. Ia kemudian mengambil contoh saat peristiwa Banyuwangi terjadi. ''Saat itu juga terjadi kondisi rame-rame mengisi kekebalan. Tapi ternyata mereka juga tidak dapat menolong saudaranya yang terbantai.''

Apakah ilmu semacam ini diperkenankan oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW? Kalau kita menelusuri perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW, ternyata beliau sering mendapatkan luka-luka akibat penganiayaan kaum kafir. Rasulullah juga mengalami luka-luka dan berdarah saat dilempari oleh penduduk kota Thaif. ''Begitu juga saat Perang Uhud, beliau pun pernah patah gigi,'' jelas Muchson.

Bagaimana pula dengan para sahabat Rasulullah yang syahid di medan pertempuran. Hamzah, paman Rasulullah, gugur dengan wajah remuk dan perut terbelah. Lalu, khulafaurrasyidin Umar bin Khatab, Usman bin Affan dan Ali bin Abu Tholib. Mereka semua meninggal akibat pembunuhan.

''Jika Allah SWT mengizinkan ilmu kekebalan tentu manusia-manusia jaminan surga itu lebih dulu mendapatkan ilmu kekebalan demi untuk menegakkan Dinul Islam. Tidakkah semua ini menunjukkan tidak adanya syariat yang mengajarkan ilmu kekebalan tubuh?''

Keprihatinan juga diungkap Dini, seorang mahasiswa UI. Ilmu kebal, menurutnya, termasuk ke dalam syirik. ''Kayak kita tak percaya dengan kekuatan Allah saja,'' ujarnya. Dengan mempelajari ilmu-ilmu seperti itu berarti kita mempercayai adanya kekuatan yang menandingi kekuatan Allah dan itu berarti syirik.

Diyah Astuti (20), salah seorang mahasiswa di perguruan tinggi swasta di Jakarta Selatan, mengaku pernah ditawari belajar ilmu tersebut di pengajiannya, namun ditolaknya. ''Saya sendiri suka mendengar cerita tentang kesaktian seperti itu, tapi untuk mempelajarinya saya ragu. Takut menjadi sombong dan takabur.''

KH Aunur Rafiq Lc, pengurus Yayasan Kesejahteraan Ummat dan pemilik Rabbani Press di Pasar Rebo, Jakarta, menilai ilmu-ilmu kebal banyak mengandung khurafat dan unsur syiriknya. Yang ajarkan seolah-olah ada ayatnya. Tapi sebenarnya sudah dicampuraduk dengan mantra dan jampe-jampe. Adakalanya susunan ayat dibaca secara terbalik. ''Begitulah cara jin dan syetan memperdaya kita tuntunan yang seolah-olah dari ajaran Islam.''

Menurutnya, dalam situasi serba sulit ini mestinya kita tidak melakukan hal-hal yang justru mengotori akidah. Sebagai orang beriman, mestinya kita dengan penuh keikhlasan berserah diri kepada kekuasaan Allah. Jika telah ikhlas, Allah telah berjanji akan menjaga bahkan meninggikan martabat kita. ''Bukankah mati syahid lebih baik ketimbang mati dalam bau khurafat dan kemusyrikan?''


Pemberian ilmu kebal, menurut Ketua Yayasan Salamullah Lia Aminuddin, umumnya memang dilakukan dengan cara mencampur air putih dengan jarum dan gotri disertai lafaz ayat-ayat atau mantra.

''Ayat-ayat Allah yang dijadikan mantra untuk mendapatkan perlindungan jin, maka ayat-ayat itu tak akan membawa berkah. Sebaliknya, ayat-ayat itu akan bersaksi betapa ayat-ayat suci itu telah dipalingkan dan dijadikan pengundang jin.''

Lia berpendapat, tindakan membekali diri dengan ilmu kebal merupakan gejala yang membahayakan. Menurut dia, ilmu kebal bukan ilmu Allah, melainkan ilmu jin. Karenanya, kata dia, ini merupakan perbuatan syirik.

Fenomena ilmu kebal dan ilmu gaib lainnya tidak hanya marak di Indonesia, tetapi hampir di seluruh dunia. Menurut Dr Deddy Mulyana, pakar komunikasi antar budaya UNPAD, bahkan beberapa tahun lalu, Nancy Reagen pun pernah menggegerkan Amerika karena mempunyai dukun pribadi tempat di mana dia sering berkonsultasi.

Sementara itu, menurut KH Abdullah Abbas, sesepuh dan pengayom Pondok Pesantren Buntet di Cirebon, Jabar, ilmu-ilmu yang diajarkan di pesantren itu berisi doa-doa ma'rifat. ''Itu ada kitab-kitabnya. Yang menyangkut ilmu hikmah. Sudah ada pedomannya.''

Hal senada diungkap Rais Am PB NU KH Ilyas Ruhiyat. Menurutnya, apa yang dilakukan para kiai di Jatim itu sekadar ikhtiar atau upaya mempertahankan diri, Bukan untuk gagah-gagahan. ''Semua itu ada syarat-syaratnya, tak sembarangan orang bisa. Kalau niatnya jahat malah bisa batal.''

Mencari ilmu kebal, menurut KH Ibrahim Hussein, Ketua Komisi Fatwa MUI, adalah gejala musiman. ''Ilmu-ilmu tersebut sah-sah saja jika tidak membawa orang pada perbuatan menduakan Tuhan (syirik), dan tidak mengganggu orang lain.'' Syirik tidaknya ilmu kebal, menurutnya, tergantung dari niat orang yang menginginkannya.

Tetapi, ulama Partai Keadilan punya pendapat lain. KH Didin Hafiduddin MSc menilai itu merupakan langkah mundur masyarakat. Pendekatan atau jalan pintas itu salah dan tidak bisa dipertanggungjawabkan secara moral dan agama.

''Perilaku itu tak mendidik,'' kata calon presiden PK tersebut. Pemilu, katanya, jangan terlalu dipolakan sebagai pesta kerusuhan dan huru-hara sehingga orang-orang berbuat seperti itu. Jika memang benar orang-orang partai politik atau satgasnya sengaja mengebalkan diri, itu sama sekali tidak mengajarkan masyarakat untuk berpolitik secara rasional.

KH Dr Habib Salim Segaf Al Jufri, Ketua Dewan Syariah PK, fenomena itu sebagai langkah yang tidak Islami. ''Kalau mencari perlindungan ya kepada Allah, bukan seperti itu caranya.'' Mereka yang mendapatkan ilmu kebal, katanya, yakin bahwa ilmu-ilmu tersebut menjadi bentengnya. ''Ini mengarah pada perbuatan syirik,'' tegasnya.

Menurut Salim Segaf, ilmu-ilmu kebal tersebut telah ada sejak zaman Rasulullah. ''Kalau memang dianjurkan, akan digunakan Rasulullah. Kenyataannya Rasulullah tidak menggunakannya,'' tegasnya. Kalau semangat Al Quran dalam surat Al Jin ayat 6 dan Al Munaafiqun ayat 11 disimak baik-baik, langkah mencari kekebalan itu jelas tidak perlu.